Road to Sultan Iskandar Muda International Airport with Double Decker Sempati Star
Lepas siang kawan kawan dari Aceh Bus Lovers Community berkumpul di sekitaran Terminal Bus Batoh. Kerap disingkat sebagai ABL, mereka adalah komunitas penggemar bus di Aceh. Tersebar di seantero Aceh, Medan sekitarnya, bahkan hingga beberapa kota di Pulau Jawa. Hari ini Minggu, saat yang tepat menikmati libur bersama kawan kawan. Sebagai komunitas yang digawangi oleh sebagian mahasiswa dan kaum pekerja, berkumpul di hari libur menjadi sebuah kebahagiaan tersendiri. Kali ini tak hanya sekedar berkumpul saja. Jika biasanya kegiatan diisi dengan duduk di kedai kopi maupun terminal atau sekedar menikmati bus dengan rute pendek (AKDP-Antar Kota Dalam Provinsi). Siang ini kopdar akan dilaksanakan di Bandara Internasional Sultan Iskandar Muda menggunakan Sempati Star Double Decker Scania K410.
Kenapa harus airport? Kenapa harus Double Decker? ABL ingin menepis keraguan bahwa Bus Tingkat tidak akan mampu melintasi rute Terminal - Bandara dengan mulus. Keraguan itu hadir karena sepanjang jalan terdapat dahan dan ranting yang dapat merusak cat body bus. Meski terkesan jumawa, tak ada salahnya ingin menyampaikan ke publik bahwa Aceh punya kendaraan bus bertingkat.
Akhirnya Scania K410 Sempati Star tiba di jalur keberangkatan bus. Kawan kawan dari Aceh Bus Lovers langsung naik ke dalam bus. Menutupi rasa penasaran saya putuskan naik ke lantai dua bus yang berbalutkan Jetbus SDD2++ dari karoseri Adiputro. Unit ini sendiri mempunyai tenaga maksimum 410HP dengan 1900rpm. Digadang gadang sebagai armada yang ramah lingkungan. Selain masuk dalam kategori emisi Euro 3 yang ramah lingkungan, armada ini juga disebut dengan armada yang hemat bahan bakar.
Untuk Electronic Braking System (EBS) dan Anti Lock Brake System (ABS), retarder sendiri bukanlah hal yang baru di Aceh. Sejak jaman Megatrend dari Kurnia Grup, publik Aceh sudah menikmati teknologi tersebut. Kombinasi bangku di lantai dua terdiri dari formasi 2-2. Setiap bangku dilengkapi dengan AVOD (Audio Visual On Demand) atau dengan bahasa kerennya adalah televisi. Seperti kalau kita naik pesawat Garuda atau Batik Air. Terdapat sandaran kaki atau leg rest. Sementara toilet berada di lantai satu. Saya kurang memperhatikan apakah formasi bangku di lantai satu adalah 1-2 atau 1-1 seperti Double Decker Mercy yang lebih dulu dimiliki oleh anggota Sepakat Grup ini.
Pertanyaan awal adalah apakah nanti body bus akan terkena ranting pepohonan? Ada beberapa ranting yang mengenai body, tapi tidak berarti. Bus dengan tenang melaju menyururi jalanan menuju bandara. Tidak bisa kencang, bus dipacu dengan kecepatan 60km/jam saja. Wajar saja karena menghindari warga yang lalu lalang di jalan raya. Melewati tikungan dan belokan, body tidak terasa limbung. Mungkin saja karena kecepatan yang rendah. Tidak terlalu terlihat perbedaan antara 2542 Mercedes Benz dengan K410 Scania dalam bermanuver. Rasa was was terhadap pintu gate bandara akhirnya sirna setelah bus dapat melintasi dengan mulus.
Akhirnya kopdar Aceh Bus Lovers di Bandara Sultan Iskandar Muda terlaksana. Sembari menikmati kopi, beberapa kawan mengabadikan momen kopdar kali ini. Hingga saatnya pulang, mencoba bus untuk melintas jalur keberangkatan terminal yang berada lebih tinggi dari lahan parkir. Perlahan bus mencoba melintas, tetapi tak bisa melintas. Ada besi pembatas dengan ketinggian maksimal 4 meter. Sungguh tak bisa lewat karena tinggi body bus tingkat ini adalah 4,2meter. Hingga terpaksa mundur dan kembali melalui jalur kedatangan. Selama perjalanan bus dipacu dengan kecepatan 70-80km/jam. Sampai berjumpa di kopdar selanjutnya.
Aceh Bus Lovers Community
Kenapa harus airport? Kenapa harus Double Decker? ABL ingin menepis keraguan bahwa Bus Tingkat tidak akan mampu melintasi rute Terminal - Bandara dengan mulus. Keraguan itu hadir karena sepanjang jalan terdapat dahan dan ranting yang dapat merusak cat body bus. Meski terkesan jumawa, tak ada salahnya ingin menyampaikan ke publik bahwa Aceh punya kendaraan bus bertingkat.
Akhirnya Scania K410 Sempati Star tiba di jalur keberangkatan bus. Kawan kawan dari Aceh Bus Lovers langsung naik ke dalam bus. Menutupi rasa penasaran saya putuskan naik ke lantai dua bus yang berbalutkan Jetbus SDD2++ dari karoseri Adiputro. Unit ini sendiri mempunyai tenaga maksimum 410HP dengan 1900rpm. Digadang gadang sebagai armada yang ramah lingkungan. Selain masuk dalam kategori emisi Euro 3 yang ramah lingkungan, armada ini juga disebut dengan armada yang hemat bahan bakar.
Untuk Electronic Braking System (EBS) dan Anti Lock Brake System (ABS), retarder sendiri bukanlah hal yang baru di Aceh. Sejak jaman Megatrend dari Kurnia Grup, publik Aceh sudah menikmati teknologi tersebut. Kombinasi bangku di lantai dua terdiri dari formasi 2-2. Setiap bangku dilengkapi dengan AVOD (Audio Visual On Demand) atau dengan bahasa kerennya adalah televisi. Seperti kalau kita naik pesawat Garuda atau Batik Air. Terdapat sandaran kaki atau leg rest. Sementara toilet berada di lantai satu. Saya kurang memperhatikan apakah formasi bangku di lantai satu adalah 1-2 atau 1-1 seperti Double Decker Mercy yang lebih dulu dimiliki oleh anggota Sepakat Grup ini.
Pertanyaan awal adalah apakah nanti body bus akan terkena ranting pepohonan? Ada beberapa ranting yang mengenai body, tapi tidak berarti. Bus dengan tenang melaju menyururi jalanan menuju bandara. Tidak bisa kencang, bus dipacu dengan kecepatan 60km/jam saja. Wajar saja karena menghindari warga yang lalu lalang di jalan raya. Melewati tikungan dan belokan, body tidak terasa limbung. Mungkin saja karena kecepatan yang rendah. Tidak terlalu terlihat perbedaan antara 2542 Mercedes Benz dengan K410 Scania dalam bermanuver. Rasa was was terhadap pintu gate bandara akhirnya sirna setelah bus dapat melintasi dengan mulus.
Akhirnya kopdar Aceh Bus Lovers di Bandara Sultan Iskandar Muda terlaksana. Sembari menikmati kopi, beberapa kawan mengabadikan momen kopdar kali ini. Hingga saatnya pulang, mencoba bus untuk melintas jalur keberangkatan terminal yang berada lebih tinggi dari lahan parkir. Perlahan bus mencoba melintas, tetapi tak bisa melintas. Ada besi pembatas dengan ketinggian maksimal 4 meter. Sungguh tak bisa lewat karena tinggi body bus tingkat ini adalah 4,2meter. Hingga terpaksa mundur dan kembali melalui jalur kedatangan. Selama perjalanan bus dipacu dengan kecepatan 70-80km/jam. Sampai berjumpa di kopdar selanjutnya.