Banda Aceh Medan Kembali Memanas
Berlomba-lomba menjadi penguasa jalanan di dapu pacu Banda Aceh - Medan sepertinya menjadi pertaruhan gengsi pengusaha bus Aceh. Betapa tidak, para pengusaha Perusahaan Otobus tersebut berpacu memutakhirkan setiap unit kendaraannya. Saling mendatangkan armada baru seolah-olah menjadi pertaruhan martabat dari masing- masing Perusahaan Otobus yang ada di Aceh. Dari membeli armada mahal hingga membeli armada baru secara borongan (massal). Thread ini hanya sedikit cerita singkat penglihatan ane sebagai penikmat bus di lintasan Banda Aceh - Medan gan. Semoga berkenan di hati anda semua pemirsa.
1. Kurnia
PO. Kurnia yang termasuk dalam kategori pemain lawas lintasan Banda Aceh - Medan digadang-gadang menjadi pelopor armada bus besar beroda belakang gandeng di Tanah Rencong. Sebagai penyedia jasa layanan transportasi darat yang memiliki unit Mercy terbanyak di Aceh, Kurnia berhasil menggaet Mercedes Benz OC500RF 2542. Selain memiliki gelar pemborong OH 1836 terbanyak di Aceh, bisa saya gadang-gadang bahwa Perusahaan Otobus berlogo huruf K ini menjadi pemilik bus "tronton" pertama di Aceh. Seperti sejarah PMTOH sebagai pemilik Jetbus HD2 pertama di Aceh. Kurnia Grup sendiri masih mempercayakan balutan chasis mahal ini ke Karoseri Adiputro. Armada Tronton Kurnia sendiri juga diikutkan dalam event Indonesia International Motor Show September 2014 tahun lalu.
2. Putra Pelangi Perkasa
Putra Pelangi Perkasa merupakan pemain lama dengan nama baru. Perusahaan Otobus yang pernah serumpun dengan CV. Pelangi ini tidak mau kalah saing dalam kemajuan teknologi dunia transportasi di Bumi Serambi Mekkah. Ingin berperan serta dalam memanaskan dapu pacu Banda Aceh - Medan, PPP turut serta mendatangkan OC500RF 2542. Kali pertama, PPP hanya mendatangkan 4 unit armada bus tronton ini. Sementara itu, PPP sendiri sudah memesan 10 unit pabrikan Mercy 2542. Sehingga masih ada 6 unit lagi yang masih dirahasiakan wujud aslinya :)
Generasi kedua 2542 PPP akhirnya berpacu di jalanan sejak Juli 2015. Berbalutkan body Jetliner keluaran Karoseri Rahayu Sentosa. Sebagai generasi kedua 2542 PPP, tentunya ada perubahan model yang dibawa ke ujung barat Pulau Sumatera. Jetliner kali ini berlantai cukup tinggi, sehingga kesannya seperti bus bus di Semenanjung Malaysia. Bukan Aceh namanya kalau tidak memberikan surprise kepada para pelanggan, sepintas tampilan armada ini membuat sebagian orang berdecak kagum. Ban belakang yang relatif lebih ramai, lantai yang lebih tinggi, juga tampilan kaca di muka yang dibelah menjadi dua bagian. Membuat armada ini lebih eksotis dan elegan.
3. Sempati Star
Perusahaan Otobus yang bernaung didalam lingkup Sepakat Group ini merupakan salah satu PO di Aceh yang kerap memberikan kejutan di usia nya yang terbilang cukup muda. Meski dikatakan banyak orang bahwa perusahaan ini sudah mempunyai nama besar sejak era Bintang Sempati, Sempati Star tak ingin berdiam diri dalam urusan inovasi. Pengusung bus langka Mercedes Benz 1830 yang sempat meningkatkan kapasitas dengan menambahkan 1836 ini tidak ingin mengikuti jalur yang itu itu melulu. Sempati Star mentahbiskan diri sebagai pembuka jalan bagi pabrikan Swedia masuk ke Aceh. Siapa yang tidak kenal dengan SCANIA, perusahaan yang identik dengan penyedia chasiss truck besar. Dengan berani, Sempati Star mematahkan trend Aceh yang sangat cinta dengan Mercedes Benz. Meski sebelumnya telah ada pabrikan Hino yang masuk ke Aceh, tetapi jumlahnya tidak segreget Sempati Star yang berani memborong 8 unit Scania. Hingga datanglah Scania Opticruise memanaskan lintasan Banda Aceh - Medan.
Tidak ingin ketinggalan dengan seri tronton/ban gandeng. Pada pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2015, Sempati Star membeli Mercedes Benz OC 500 2542, bus double decker berbalutkan Jetbus 2+SDD. Tidak tanggung-tanggung, Sempati Star harus mengeluarkan kocek sebesar 3,5milyar rupiah untuk memboyong bus tingkat ini ke Aceh. Armada ini juga kembali digadang-gadang sebagai Double Decker Tronton pertama di Terminal Batoh, Banda Aceh. Meski belum berselimutkan logo Sempati Star, tetapi dalam pameran tersebut telah dijelaskan siapa pembeli armada mahal tersebut. Tinggal kita nantikan alunan lembut armada ini menghangatkan dapu pacu Nanggroe ke Tanah Deli.
Semoga dunia transportasi darat kita semakin maju. Dan dijauhkan dari tangan tangan terampil atlet lempar kaca. Fasilitas penunjang seperti jalan dan terminal lebih ditingkatkan lagi fungsi dan kualitasnya. BRAVO INDONESIAN BUS !!!
1. Kurnia
PO. Kurnia yang termasuk dalam kategori pemain lawas lintasan Banda Aceh - Medan digadang-gadang menjadi pelopor armada bus besar beroda belakang gandeng di Tanah Rencong. Sebagai penyedia jasa layanan transportasi darat yang memiliki unit Mercy terbanyak di Aceh, Kurnia berhasil menggaet Mercedes Benz OC500RF 2542. Selain memiliki gelar pemborong OH 1836 terbanyak di Aceh, bisa saya gadang-gadang bahwa Perusahaan Otobus berlogo huruf K ini menjadi pemilik bus "tronton" pertama di Aceh. Seperti sejarah PMTOH sebagai pemilik Jetbus HD2 pertama di Aceh. Kurnia Grup sendiri masih mempercayakan balutan chasis mahal ini ke Karoseri Adiputro. Armada Tronton Kurnia sendiri juga diikutkan dalam event Indonesia International Motor Show September 2014 tahun lalu.
2. Putra Pelangi Perkasa
Putra Pelangi Perkasa merupakan pemain lama dengan nama baru. Perusahaan Otobus yang pernah serumpun dengan CV. Pelangi ini tidak mau kalah saing dalam kemajuan teknologi dunia transportasi di Bumi Serambi Mekkah. Ingin berperan serta dalam memanaskan dapu pacu Banda Aceh - Medan, PPP turut serta mendatangkan OC500RF 2542. Kali pertama, PPP hanya mendatangkan 4 unit armada bus tronton ini. Sementara itu, PPP sendiri sudah memesan 10 unit pabrikan Mercy 2542. Sehingga masih ada 6 unit lagi yang masih dirahasiakan wujud aslinya :)
Generasi kedua 2542 PPP akhirnya berpacu di jalanan sejak Juli 2015. Berbalutkan body Jetliner keluaran Karoseri Rahayu Sentosa. Sebagai generasi kedua 2542 PPP, tentunya ada perubahan model yang dibawa ke ujung barat Pulau Sumatera. Jetliner kali ini berlantai cukup tinggi, sehingga kesannya seperti bus bus di Semenanjung Malaysia. Bukan Aceh namanya kalau tidak memberikan surprise kepada para pelanggan, sepintas tampilan armada ini membuat sebagian orang berdecak kagum. Ban belakang yang relatif lebih ramai, lantai yang lebih tinggi, juga tampilan kaca di muka yang dibelah menjadi dua bagian. Membuat armada ini lebih eksotis dan elegan.
3. Sempati Star
Perusahaan Otobus yang bernaung didalam lingkup Sepakat Group ini merupakan salah satu PO di Aceh yang kerap memberikan kejutan di usia nya yang terbilang cukup muda. Meski dikatakan banyak orang bahwa perusahaan ini sudah mempunyai nama besar sejak era Bintang Sempati, Sempati Star tak ingin berdiam diri dalam urusan inovasi. Pengusung bus langka Mercedes Benz 1830 yang sempat meningkatkan kapasitas dengan menambahkan 1836 ini tidak ingin mengikuti jalur yang itu itu melulu. Sempati Star mentahbiskan diri sebagai pembuka jalan bagi pabrikan Swedia masuk ke Aceh. Siapa yang tidak kenal dengan SCANIA, perusahaan yang identik dengan penyedia chasiss truck besar. Dengan berani, Sempati Star mematahkan trend Aceh yang sangat cinta dengan Mercedes Benz. Meski sebelumnya telah ada pabrikan Hino yang masuk ke Aceh, tetapi jumlahnya tidak segreget Sempati Star yang berani memborong 8 unit Scania. Hingga datanglah Scania Opticruise memanaskan lintasan Banda Aceh - Medan.
Tidak ingin ketinggalan dengan seri tronton/ban gandeng. Pada pameran Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2015, Sempati Star membeli Mercedes Benz OC 500 2542, bus double decker berbalutkan Jetbus 2+SDD. Tidak tanggung-tanggung, Sempati Star harus mengeluarkan kocek sebesar 3,5milyar rupiah untuk memboyong bus tingkat ini ke Aceh. Armada ini juga kembali digadang-gadang sebagai Double Decker Tronton pertama di Terminal Batoh, Banda Aceh. Meski belum berselimutkan logo Sempati Star, tetapi dalam pameran tersebut telah dijelaskan siapa pembeli armada mahal tersebut. Tinggal kita nantikan alunan lembut armada ini menghangatkan dapu pacu Nanggroe ke Tanah Deli.
Foto : M. Badrul
Foto: Bang Marthunis
Semoga dunia transportasi darat kita semakin maju. Dan dijauhkan dari tangan tangan terampil atlet lempar kaca. Fasilitas penunjang seperti jalan dan terminal lebih ditingkatkan lagi fungsi dan kualitasnya. BRAVO INDONESIAN BUS !!!